TEMPO.CO, Medan - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyatakan saat ini produksi minyak goreng di wilayah yang dipimpinnya dalam setahun mencapai 230.000 ton. Adapun kebutuhan atas komoditas itu hanya sekitar 180.000 ton.
Artinya, kata Edy, ada surplus 50.000 ton minyak goreng per tahun. Ia berjanji bakal menindaklanjuti permintaan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dengan segera mengumpulkan seluruh pihak terkait sehingga masyarakat segera membeli minyak goreng dengan harga normal.
"Tadi pagi saya monitor, minyak sudah turun ke pasar dan kita mulai bisa mengurai," ujar Edy, Sabtu, 26 Februari 2022. "Masyarakat bisa merdeka lagi, menikmati minyak goreng murah."
Pernyataan Edy Rahmayadi itu disampaikan di sela-sela pemantauan di Pusat Pasar Kota Medan yang dilakukannya bersama Mendag Lutfi. Saat meninjau pasar, sejumlah pedagang membenarkan pasokan minyak goreng mulai lancar, walaupun belum sepenuhnya normal.
Usai dari Pusat Pasar, Lutfi dan Edy melakukan rapat koordinasi minyak goreng dengan kepala dinas perdagangan se-Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin. Lutfi menyampaikan, pihaknya akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum karena distribusi pasar tidak sama dengan stok yang berlimpah.
"Jumlahnya seperti air bah, saya tidak menuduh yang buruk-buruk kepada pelaku di Sumut. Tetapi karena jumlahnya terlalu banyak dan tidak sesuai dengan keadaan pasar, terpaksa kita libatkan aparat hukum," kata Lutfi.